Tekanan darah tinggi / yang biasa disebut dengan hipertensi adalah suatu gambaran tekanan darah yang meningkat secara abnormal. Tekanan darah biasanya naik secara singkat selama latihan fisik / kegembiraan emosional; tidak tergantung pada detak jantung itu sendiri. Umumnya tekanan darah cenderung meningkat ketika seseorang semakin tua. Banyak resiko yang mengancam kehidupan karena tekanan darah yang cenderung tidak stabil. Tekanan darah normal sangatlah penting untuk menjaga darah yang mengalir kejaringan secara memadai, jika tekanan darah terlalu tinggi, ada risiko pembuluh darah menjadi rusak, mengakibatkan pembentukan plak dan hambatan, hingga rusaknya organ-organ penting seperti ginjal, tetapi bila tekanan darah terlalu rendah pun akan berakibat buruk pula karena jaringan tidak mendapat cukup oksigen dan nutrisi untuk bekerja dengan baik.

Gambaran di atas adalah sekilas betapa berpengaruhnya hipertensi dalam membentuk dan mempengaruhi kerusakan pada otot jantung karena stenosis (penyempitan) arteri koroner. Sama halnya pada bapak usia 66 tahun ini, beliau sudah lama menderita hipertensi, bagi kebanyakan orang hipertensi adalah hal yang biasa, dapat menyerang siapapun, menjadi sesuatu yang lumrah, walau banyak berakhir pada kematian tapi masyarakat tidak terlalu memperdulikannya. Termasuk pak Mahmud ini. Masuk rumah sakit diakhir agustus empat hari menjelang hari raya idul fitri, 2011. Awalnya pak Mahmud dan keluarga tidak menyadari bahwa bahaya besar sedang mengancam, badan lemas berkeringat, rasa panas didada dan tekanan darah yang biasanya diatas normal (lebih dari 140/90 mm Hg) kini tiba-tiba drop; turun secara berlebih. Sebagai penderita hipertensi yang cukup lama hal seperti ini kerap terjadi. Lagi-lagi karena merasa biasa sering diabaikan hingga terjadi serangan. Setelah mendapatkan tindakan medis disebuah klinik, pak Mahmud pun dilarikan kesebuah rumah sakit besar di Cikarang Bekasi. Nasib mujur masih berpihak padanya, setelah tiga hari terbaring diruang ICU, beliau pun minta perawatan dirumah saja, alasannya karena ingin berlebaran dengan keluarga, melihat keinginan keras pak Mahmud dokter pun mengijinkan walau hasil EKG dan echo menandai ada hal yang serius pada bapak berdarah sunda ini.

Tiga minggu pasca keluar dari rumah sakit besar di Cikarang, lagi-lagi pak Mahmud pun dilarikan kerumah sakit yang sama, dengan kasus yang sama pula. “jantung koroner” hasil diagnosa dokter, tindakan lainnya adalah pemasangan ring / sten. Karena merasa takut akan proses PTCA (percutaneous transluminal coronary angioplasty); merupakan satu dari dua prosedur revaskularisasi standar untuk membuka arteri koroner yang menyempit (stenotik) atau tersumbat, akhirnya lagi-lagi beliau minta pulang kerumah untuk berobat jalan. Walau dengan obat yang harus diminum seumur hidup tapi seolah tidak ada kepastian untuk sembuh semakin membuat bapak yang pendiam ini bimbang, tidak tahu harus berbuat apa karena merasa tidak memiliki solusi.Oktober, 08 2011, pak Mahmud datang ke Terapi Hirudo, sama dengan pasien lainnya, beliau hanya ingin tahu dan berkonsultasi. Ada rasa ketertarikan pada metode pengobatan dengan herbal dan terapi lintah, membuat beliau memutuskan untuk mencobanya. Ada harapan yang seolah tersimpan dihatinya, beliau merasa berjodoh, walau hasil terapi dengan lintah belum banyak reaksi tapi perubahan itu tetap ada, dada yang panas terasa agak sejuk, dinginnya terasa karena selama ini dada bagian tengah sering merasa panas macam terbakar. Tidak sia-sia rasanya informasi yang didapat sang anak, karena kebetulan info tentang hirudo itu sendiri didapat dari seorang mantan pasien diklinik hirudo yang kebetulan orangtua dari teman anak pak Mahmud.Saat ini adalah masuk minggu ke enam pasca terapi di hirudo (selesai 26 November 2011 nanti), kondisi pak Mahmud semakin pulih, dan beliau pun semakin bersemangat untuk memulai hidup sehat dengan cara mengurangi garam dan makanan yang sekiranya dapat memicu tekanan darahnya naik, sisa dua minggu masa pengobatan namun kondisi pak Mahmud telah pulih, tapi terapi herbal dan lintah harus tetap diselesaikan hingga tuntas, tujuannya adalah agar kondisi jantung pak Mahmud pulih secara maksimal.