Tingginya tekanan darah dan kolesterol LDL, selalu menjadi penyebab utama untuk orang-orang yang memiliki masalah dengan jantung. Pola hidup, selalu menjadi sorotan ketika seseorang mengalami serangan jantung. Faktor stress dan pola makan sering menyebabkan tekanan darah seseorang naik tiba-tiba, ini yang bahaya. Pola makan yang tinggi kolesterol LDL bisa berdampak menumpuknya plak atau ateroma pada dinding arteri koroner yang pada akhirnya akan menghambat sirkulasi darah koroner yang berefek serangan jantung. Pada aterosklerosis, sel-sel darah yang disebut trombosit (sejenis sel darah yang mempercepat pembentukan bekuan darah) sering menggumpal sampai kelapisan dalam arteri koroner. Proses ini mempercepat penumpukan endapan-endapan lemak.Angina pectoris sering merupakan gejala pertama dari penyakit arteri koroner. Dalam kasus serangan jantung, seringkali angina mungkin mendahului serangan jantung dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan sebelum serangan. Angina disebabkan karena kurangnya pasokan darah ke otot jantung (miokardium) sebagai akibat dari satu atau lebih arteri koroner yang menyempit. Biasanya alternative yang harus dilakukan dalam mengatasi penyumbatan diarteri koroner adalah dengan cara di sten (merupakan pipa berlubang dari logam yang digunakan dalam PTCA untuk mencegah penyempitan kembali pada arteri koroner), dan bila dengan cara tersebut masih terjadi kebuntuan maka cara lain harus dilakukan. Sebuah CABG (coronary artery bypass graft) membuat suatu bypass (pintasan) untuk menstabilkan kembali sirkulasi darah di sekeliling segmen arteri koroner yang tersumbat. Paling lazim, urat darah saphenous yang diambil dari kaki dipasang sebagai pembuluh darah bypass sehingga darah bisa mengalir memutari penyumbatan dari aorta (belalai arteri terbesar) ke arteri koroner.

Sama halnya yang dialami oleh bapak berdarah batak ini. Pencangkokan bypass arteri koroner, itu yang harus dijalani pak Pirton 64 tahun. Bapak berdarah batak ini tidak lagi harus pasang ring / sten, karena penyumbatan yang dialaminya terlalu besar. Dokter langsung sarankan untuk bypass. Penyumbatan dan pembesaran otot jantung membuatnya harus keluar masuk rumah sakit jantung di Jakarta. Tahun 2010 Oktober beliau mendapat serangan dan masuk ruang ICU selama tujuh hari, dan satu tahun kemudian dibulan yang sama kembali masuk ICU selama lima hari dengan kasus yang sama pula. Bapak yang menetap di Jambi ini pun mulai bingung karena harus mengalami hal serupa, dan beliau pun merasa tidak nyaman karena harus bolak-balik antara Jambi dan Jakarta; karena peralatan dirumah sakit daerah tidak memadai. Mengingat ada keraguan dalam memutuskan antara mau bypass atau tidak, membuat pak Pirton mengulur waktu untuk menunda operasi tersebut. Banyaknya refprensi dari pasien yang telah di bypass yang mengatakan mereka masih sering merasakan nyeri di dada dan ketaknyamanan lainnya membuat bapak bertubuh tinggi ini masih pikir-pikir. Masih dibulan yang sama, Oktober 2011. Saat itu beliau masih tinggal di Jakarta; dirumah putrinya yang berdomisili di Jakarta Barat. Situasinya masih belum stabil, walaupun baru beberapa hari lalu keluar dari rumah sakit tapi kondisi pak Pirton masih sangat lemah, sampai akhirnya dipertengahan bulan salah satu keluarga ada yang melihat secara live ditelevisi swasta pengobatan alternative oleh hirudo. Ada ketertarikan dihati pak Pirton untuk mencobanya. Hanya selang beberapa hari pak Pirton langsung meluncur ke Terapi Hirudo. Walau usianya sudah 64 tahun tapi terlihat sekali kalau beliau punya motivasi hidup yang tinggi. Semangatnya begitu luar biasa, beliau sangat yakin bahwa ini adalah jalan Tuhan yang terbaik yang diberikan untuknya. Tiap kali kunjungan, selalu saja beliau aktif bercerita tentang reaksi herbal tiap minggunya. Kadang tiap minggunya reaksi yang dirasa berbeda-beda; kadang enak kadang tidak. Beliau tidak panik menanggapi reaksi tersebut karena sebelumnya telah mendapat penjelasan dari Hirudo. Kini bapak murah senyum itu pun telah kembali ke Jambi, sisa herbal cukup dikirim melalui jasa kargo saja, beliau kembali sibuk dengan rutinitasnya, tidak perlu lagi wara-wiri Jambi-Jakarta, karena bagaimana pun rasa was-was; kekhawatiran akan serangan kembali telah pudar. Namun demikian menjaga pola makan dan hidup sehat tetap sangat ditekankan, karena bagaimana pun usia sangat berpengaruh dalam proses naik turunnya dalam menjaga imunitasseseorang, meminimalkan stress dan selalu berpikir positif, itu solusi yang terbaik.